Rabu, 17 Oktober 2012

Grand Final starteen HighEndteen Magazine 2012

Sudah hampir dua bulan berlalu, dan saya mulai perlahan move on ke kehidupan Sekolah di SMA 3 Setia budi Jakarta, Tugas dan berbagai jenis Kegiatan..... Walaupun demikian, hal ini telah memberi warna sendiri dalam hidup pribadi, dalam bentuk sebuah pengalaman kompetisi, bekerja sama dengan 20 finalis Starteen Magazine. Bekerja lewat waktu yang seharusnya dialokasikan untuk menjadikan diri menjadi bintang baru di masa depan. Investasi? Anggap saja seperti itu.
Walaupun sudah terpilih menjadi TOP 20, saya masih cukup muda dan baru dalam konteks kegemerlapan langkah berbatu menjadi sekumpulan pekerja seni yang sukses, gilang gemilang. Sebagai pemenang Favorit, saya tidak ingin menjadi bintang yang ‘asal jadi’ tetapi bintang yang memiliki disiplin tinggi, kecerdasan mumpuni, wicaksana adiluhung (read: kebijaksanaan) sehingga masyarakat awam dapat melihat mereka seperti sejumlah “Angels” atau malaikat yang membawa kebahagiaan bagi mereka yang sedang depresi dan butuh hiburan di televisi atau di manapun. Oya, Oya, sayapun juga harus tahan banting, minimal setegar tokoh Annisa dalam film Perempuan Berkalung Sorban besutan Hanung Bramantyo.
Tantangan dari hari kesehari selama karantina, jujur, terbayarkan dengan keakraban seluruh finalis dan tentunya kesuksesan besar pada malam Grand Final yang ditayangkan di Global TV. Ini juga bisa dibilang pengalaman saya yang pertama. Penuh ketegangan dan kericuhan yang memacu emosi dan menguras perasaan. Belum lagi saya harus tetap menjaga semangat untuk tampil memukau dan konsisten di depan kamera secara langsung. Satu yang tidak pernah terlupakan: 5 finalis harus ganti baju dalam waktu hanya 1 menit. Bisa terbayang bagaimana rusuhnya. Keseruan itu pun berlanjut pada satu titik bagaimana kita menampilkan yang terbaik sampai kepada penobatan, tanpa terlalu ambil pusing siapa yang menang. Itu tetap keputusan juri yang subjektif (tidak akan pernah obyektif, referring to ‘selera’)